Solusi Nikah Beda Agama = Paramadina ??

Sore ini, temen satu kantor gw yang punya pacar beda agama cerita kalo dia udah nemuin solusi dari hubungan tanpa ujung karena beda agama yang dialami keduanya.. Solusinya bukan putus dan mencari pasangan yang seiman seperti opsi yang pernah gw saranin atau rencana pernikahan diam2nya dimana pada hari pertama mereka akan menikan secara agama yang dianut salah satu dan on the other day mereka gantian menikah secara agama yang satu lag demi menyenangkan orang tua masing2 ..but temen gw yang lembuttt bgt ini (sebenernya  gw gak pernah nyangka kalo dia bisa senekad itu) bilang kalo mereka akan tetap menikah dengan keyakinan masing masing bukan diluar negeri kaya artis2t, tapi secara sipil di Yayasan Paramadina.. nah lo.. bukannya di Indonesia tidak diperbolehkan menikah beda agama sehingga bikin artis hengkang keluar negeri demi surat nikah yang sah?? tapi dari pada nyakitin temen gw dengan pertanyaan kritis gw akhirnya gw coba browsing dikompi gw yang setia nemenin gw berjam2 di sudut kantor gw ini ..yeah I am curious about Paramadina yang gw tau cuma sebagai universitas di Gatot Subroto yang suka gw lewatin kalo mau ke Blok M

Well setelah browsing2 dengan akses CBN yang cepet dikantor gw, akhirnya gw nemuin secuil info about Paramadina..ternyata Yayasan Paramadina ialah lembaga keagamaan (Islam) yang berkecimpung dalam kajian keagamaan dan sosial yang Didirikan oleh Prof Dr Nurcholish Madjid pada tahun 1986 di Jakarta, lembaga ini dinyatakan  bertujuan sebagai lembaga pendidikan dan pencerahan umat dan bangsa

Setelah gw baca2 lebih jauh, gak ada yang aneh dari Yayasan  ini, malahan ada satu doktrinnya yang gw suka dimana  Dia menekankan pentingnya toleransi dalam umat antar agama yang berbeda yang dirampungkan dalam satu buku berjudul “Fiqih Lintas Agama”.Didalam buku itu juga dijelaskan tentang pernikahan antar agama yang bkin gw penasaran, apa ini menjadi dasar dari Yayasan ini untuk menikahkan pasangan beda agama??

Well setelah searching lebih jauh lagi akhirnya gw nemuin satu kutipan dari Guru Besar Hukum Perdata Universitas Indonesia Prof. Wahyono Darmabrata yang membahas pernikahan antar agama di Indonesia yang tidak disahkan secara hukum. Wahyono mengatakan bahwa ada empat cara yang biasa ditempuh pasangan beda prinsip seperti temen gw skarang, antara lain meminta penetapan pengadilan, perkawinan dilakukan menurut masing-masing agama, penundukan sementara pada salah satu hukum agama dan menikah di luar negeri.

Nah satu kutipan yang gw rasa ngejawab rasa penasaran gw adalah “Penundukan diri terhadap salah satu hukum agama mempelai mungkin lebih sering digunakan. Dalam agama Islam, diperbolehkan laki-laki Islam menikahi wanita non-Islam, yang termasuk ahlul kitab. Ayat Al-Quran inilah yang dipraktekkan sungguh oleh lembaga-lembaga seperti Paramadina, Wahid Institute, dan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), bahkan diperluas jadi memperbolehkan kawin beda agama bagi wanita muslim

Wahyono juga memberikan contoh dimana Paramadina dikritik karena Kasus yang cukup terkenal yaitu perkawinan artis Deddy Corbuzier dan Kalina, pada awal 2005 lalu. Deddy yang Katolik dinikahkan secara Islam oleh penghulu pribadi yang dikenal sebagai tokoh dari Yayasan Paramadina

Hmm sekarang gw mulai dapat point-nya.. So mungkin kaya jalan yang ditempuh Deddy-Kalina, temen gw ini bakalan menikah secara Islam dulu di Paramadina ( knp gw bilang Islam: karna Paramadina ialah yayasan Islam dan dinikahkan oleh Penghulu) dengan catatan mereka akan tetap memeluk agama masing-masing setelah menikah yang cuma diperbolehkan di Paramadina DAN Yang Paling Penting Dapet Surat Nikah yang Sah Secara Agama (Islam) dan HukuM ..huh.. smart way, dari pada lama2 ngumpulin uang buat ke Singapura atau Australi mending ke Paramadina di Gatsu.. tapi yang bikin gw miris ialah gimana perasaan orang tua yang berharap banyak dari anak2nya?? gimana dengan status, pertumbuhan dan  agama anak2 yang bakalan mereka lahirkan?? dan yang paling penting pertanggung jawaban kepada Tuhan?? well everyone has their own belief..Maybe they’ve ever thought about that, but maybe they just ignore that.. Huh

70 Comments »

  1. Iwan said

    Sebut saja agamanya agama Paramadina..he..he 2x

  2. martha said

    sayang banget ya gw telat taunya soal ini…trus kl mo nikah musti daftar ksna y???almt e mn tu?

  3. joyo said

    agama Cinta… indahnya… 🙂

  4. Ben said

    Kalo Negara dipimpin oleh orang2 bodoh, akhirnya rakyat pun mencari jalan “alternatif” yg bisa mengakomodasi kepentingan mereka…

  5. Apabila telah menemukan arti pengertian dari syariat kiamat pada era globalisasi sesuai Al Jaatsiyah (45) ayat 16,17,18, maka akan batal syariat islam pasca nabi Muhammad saw. wafat.
    Dus perkawian nikah beda agama bagi yang telah mengenal Agama Allah sesuai An Nashr (110) ayat 1,2,3 setelah agama disisi Allah adalah islam kaffah dari dahulu sesuai Ali inran (3) ayat 19, Ali Imran (3) ayat 81,82,83,85, Al Maidah (5) ayat 3, al Hajja (22) ayat 78, Al baqarah (2) ayat 208, yang bersyariat kiamat akan bebas memilih jodo agama apapun mereka. Dan inilah hujjah Allah, hujjah Nabi Muhammad saw. dan hujjah kitab suci-Nya untuk era globalisasi agama.

    Wasalam, Soegana Gandakoesoema, Pembeharus Persepsi Tunggal Agama millennium ke-03 masehi.

    • nadia said

      semua orang punya hak untuk memilih jalannya masing-masing dan jodohnya masing masing , tergantung Tuhan meridhoi atau tidak

  6. gita said

    hmmmmm… topik sensitif. biarin aja, serahin sama mereka.as long as they are happy, know the consequences, dan ga ganggu kita 🙂

  7. Inilah indahnya hidup di era modern, apa pun bisa jadi mungkin; dengan catatan tidak ngeganggu orang lain. Jadi, biar pun tetangga kita ‘entot-entotan’ atawa ‘ewe-ewean’ antara paman dengan bibi, antara ponakan dengan uwa, antara cucu dengan cicit, atau dengan siapalah, kalau kagak ngeganggu kita itu ‘sah-sah’ saja biar pun itu dalam segi agama tidak benar.

    Sama seperti yang nikah beda agama. Pura-pura nunut agama mempelai cowo biar bisa nikah dan dapat surat sah nikah. Setelah itu, supaya nyenengin orangtua mempelai wanita, si cowo pura-pura setuju dan nunut agama si cewe biar dinikahin ama orangtua cewe. Asyik, kagak, tuh.

    Demen banget, dah, ah, hidup kayak gini. Yang penting tidak ngeganggu orang lain biar pun kayak apa jadinya nanti. Ente, mo, apa kalau tidak setuju dengan jalan ane, he?

    Nikmatnya hidup di zaman modern….

    • Clarisa said

      Pernikana beda agama bukan perbuatan tidak bermoral seperti yang anda sebutkan!!!

      hanya manusia yang terlahir berbeda namun saling mencintai.
      orang seperti anda tidak mengeti arti sebuah kasih sayang, sebaiknya tanyakan diri anda, apa anda SEMPURNA???

  8. cicie said

    Grace…

    gue minta kontak person temen loe yang merit di paramadina ?
    coz gue ada plan mau merit disana

    thanks alot ya

  9. inge said

    hai… boleh tau imel yg udah ngejalanin itu td gak? coz gw jg mau ngejalanin itu tp belum tau jalannya. thx a lot 🙂

    • gracie23 said

      hai, salam kenal ya,
      temenku itu belum jadi merit sampe sekarang, mungkin tahun depan. hmm kalo mau info lengkapnya coba aja tanya langsung ke yayasan paramadina di jl gatot subroto say,karna ini masih ngundang pro and kontra temen ku itu masih blum mau “membuka diri” say, eniway thx ya..regards

  10. anna said

    hiks..hiks…. kalu nurutin diri maunya nikah di paramadina, tapi… kalu melihat raut wajah ortu jadi ga tega.

  11. dany said

    alamat paramadina dimana ya?

    • pipit said

      hi friend,kebetulan adik gw juga ngalamin hal ini.dia dah pacaran 15thn n gak pernah ketemu ujungnya yg akhirnya denger paramadina ini.setau gw di pondok indah belakang mc’de, belakang mandiri exlusif kl gak salah deh

  12. Dyah said

    Ada yang tahu alamatnya yayasan Paramadina ga….aku lagi pusing neh ngalami hal yang sama.Keluarga cowokku minta aku pindah, jelas aku keberatan.Sebenernya cowokku ga masalah jalan dua agama, dan sekarang kami lagi bener2 bingung.Gue bingung dia bingung.Aku perlu konsultasi neh ke lembaga tertentu.Ternyata setelah gua lihat banyak yang senasib ama aku yah.Sebenernya dari jaman ibu bapak kita udah ada role model yang nekad nikah dua agama tapi tetep kontroversi…Gimana neh..

  13. Gothang said

    dunia….dunia…. ada aja jalan keluar na. makasih bgt uda bikin blog ini. aku juga mau merid di sana aja ah…..

    asik. klo isa kasih alamat jelas n no tlp yang isa aku hubi. send to motorgantheng@yahoo.com or motorgantheng@gmail.com

    thanks

  14. imaria said

    Boleh ya…
    Caranya gimana boleh sharing ga yang udah tahu
    Coz pusing solusinya apa, browse sana – sini, tanya sana – sini jawab nya macem – macem lah jadi pusing..
    Ada plan married tapi bingung keluarga cowok ku minta aku pindah tapi aku juga ga mau hiks..hikss..

    Yang dah tahu solusinya sharing yaaaaaaaaaaa…
    Thank’s

  15. imaria said

    Ini Artikel Yang AKu Dapat ??????????????????????????????

    Paramadina Menawarkan Solusi Pasangan Beda Agama

    JAKARTA — Ingin menikah tetapi pasangan Anda beda agama dengan Anda? Sekarang tidak perlu pusing-pusing, apalagi harus ke luar negeri untuk mengesahkan pernikahan tersebut. Yayasan Paramadina Jakarta menawarkan solusi bagi pasangan berbeda agama untuk dapat menikah.
    Berawal pada tahun 1992, ketika Nurcholis Majid (Cak Nur) melihat perkawinan antara agama selalu menghadapi jalan buntu. ”Ia mencarikan solusi. Ini bukan satu pendirian yang harus disebarkan, tetapi sekadar solusi untuk pemecahan masalah,” kata cendikiawan muslim pendiri Yayasan Paramadina, Utomo Dananjaya, kepada SH, Rabu (20/10).
    Biasanya pasangan datang ke Paramadina untuk konsultasi, katanya. Misalnya seorang anak tidak disetujui orang tua untuk menikah karena agama pasangannya berbeda. Dalam pandangan Islam, laki-laki boleh mengawini perempuan non-Islam. Tapi, UU perkawinan menjelaskan bahwa perkawinan sah jika sesuai dengan agama dan tercatat oleh negara, yaitu lewat petugas pencatatan nikah (PPN) dari Kantor Urusan Agama (KUA) atau dari catatan sipil, katanya.
    ”Jadi, walau hukum Islam membolehkan tapi undang-undangnya tidak membolehkan. Paramadina mencoba memfasilitasi penyelenggaraan nikah itu, bahkan sekarang dapat membantu mendaftarkan ke petugas pencatatan nikah baik di KUA maupun catatan sipil,” kata Utomo Dananjaya

    Jalan Keluar
    Masyarakat lalu mencari akal ketika mangalami kebuntuan. Sebut saja Idris, beragama Islam, yang menikahi Merry beragama Kristen tahun lalu. Mereka harus kerepotan melayani dua kali pernikahan, yaitu pernikahan secara Kristen lewat pembaptisan di gereja terlebih dahulu dan tidak dihadiri oleh keluarga Idris.
    Setelah itu, mereka harus menghadiri perkawinan Islam dengan terlebih dahulu mengucapkan kalimat syahadat di hadapan penghulu tanpa dihadiri keluarga Merry.
    ”Ini sangat merepotkan dan secara psikologis tentu saja intimidatif bagi kami masing-masing, tapi kami harus melewati ini untuk menyiasati perundang-undangan di Indonesia karena kami saling mencintai,” katanya pada SH.
    Aktivis Paramadina, Budhi Munnawar Rachman, menjelaskan yang dilakukan Paramadina adalah solusi alternatif karena KUA pasti akan menolak perkawinan pasangan yang berbeda agama, demikian halnya di catatan sipil. Dalam kenyataan banyak sekali pasangan yang ingin menikah dan mereka tidak bisa menempuh solusi dengan cara pindah agama.
    ”KUA kadang memberikan jalan pintas dengan pindah agama, padahal masalah agama adalah soal hidup mati seseorang. Karena tidak ada pilihan, kita memfasilitasi. Dengan studi ini, kami merintisnya,” jelasnya.
    Ia menyebut sudah ratusan orang yang dikawinkan oleh Paramadina. Sebulan kira-kira 10 pasangan menikah dengan ”cara Paramadina”.
    ”Landasan kita adalah hasil studi yang tertuang dalam buku berjudul Fiqh Lintas Agama. Ini yang menjadi dasar kita berani melakukan perkawinan pasangan beda agama. Sebenarnya tidak ada masalah perkawinan antaragama dan tidak haram hukumnya,” katanya.
    Namun, langkah yang dilakukan Paramadina tidak selamanya berjalan mulus. Majelis Mujahidin pernah mengancam somasi dan mengajak debat publik. Ini kontroversial tapi kita tahu mana yang benar dan penting untuk diperjuangkan dalam masyarakat agar ada hubungan agama yang lebih baik dan tidak ada sekat antaragama, katanya. ”Kita telah menzalimi jika tidak memberikan jalan keluar,” jelas Budhi.

    Perkawinan Agama
    Perkawinan di Paramadina sebenarnya adalah perkawinan agama. ”Mereka dikawinkan secara Islam dan dibantu mendapatkan surat nikah dari catatan sipil yang dari KUA tidak mungkin didapatkan. Kita bekerja sama dengan kawan-kawan dari Kristen dan Katholik,” katanya lagi.
    Dalam studi Paramadina ternyata dalam sejarah Islam di zaman Nabi Muhammad sudah ada perkawinan pasangan beda agama. Salah satu sahabat Nabi ada yang kawin dengan orang Kristen, katanya.
    ”Kami melihat, ternyata ini tergantung pada pandangan terhadap hukum Islam. Hukum Islam ada hukum perilaku yang didasarkan pada Qur’an. Ulama menerjemahkan dalam tataran praktis menjadi hukum positif. Kesimpulannya adalah hasil studi tidak semata-mata normatif, tapi sudah disesuaikan dengan perkembangan zaman secara fleksibel,” kata Utomo Dananjaya.
    Ia melanjutkan pada masa Menteri Agama Munawir Sadzali dikumpulkanlah peristiwa yang telah menjadi preseden hukum di kalangan umat Islam. Maka dikeluarkanlah Kompilasi Hukum Islam pada masa Orde Baru.
    Setelah itu tetap ditemukan beberapa problem yang belum selesai dalam perkawinan. Ini yang kemarin oleh Pengarusutamaan Jender, Departemen Agama, dipelajari 20 problem yang belum selesai tersebut. Salah satunya adalah perkawinan pasangan beda agama.
    ”Pengarusutamaan Jender Departemen Agama baru pada tingkat menginventaris problem yang harus didiskusikan, tapi orang sudah ribut seolah-olah itu sudah menjadi UU,” katanya.
    Utomo menegaskan bahwa Paramadina tidak mendukung satu aliran tapi mendorong terjadi dialog antara aliran dan pendapat yang berbeda sehingga tumbuh studi. Studi ini dapat selesai tapi tidak dalam waktu yang singkat karena banyak yang masih berpegang kokoh pada pendiriannya dan tidak mau mendengar pendapat lain. Sejarah yang akan mencairkan mereka.
    ”Kami percaya orang yang makin terpelajar akan adil dan terbuka sehingga akan mudah mendapatkan titik temu bukan hanya antaraliran tapi antaraagama. Kita harus mencari persamaan-persamaan bukan perbedaan saja. Paramadina mencoba memahami agama secara adil dan terbuka, siapa tahu akan saling memahami. Pindah agama bukan berarti meninggalkan tapi melanjutkan perjalanan religius. Kalau kita bergaul dan berdiskusi, akan terbuka semua kesamaan,” katanya. (SH/ web warouw)

    Copyright © Sinar Harapan 2003

  16. tiyo said

    iya gw n cewek gw juga bingung
    iya baiklah kawan2 yang punya hubungan beda agama gabung aja
    bareng2 dateng k paramadina
    sekalian
    kita sharing yah kan
    tgl14febuari di tunggu kawan2 yah
    biar kita ga meraasa sendiri lagi ngejalani nih

  17. angga said

    gmn tuh???? ada perkembangannya gak?? kalo menurut gw sie semua tergantung dr manusianya sndri…..krn ini menyangkut hub mns dgn Tuhan ya…mns itu sndri yg bertanggung jawab ke Tuhan.
    Semoga ada jlgn keluarnya deh…..

  18. vie said

    btw… gw jg punya problem yg sama nech.. pusing jg sech..
    Btw… dsana ketemu ma sapa yach ???… ada yang tau gak…

  19. kholy said

    assalamu’alaikum
    Mas sorry cuma mau bilang, AJARAN ISLAM ITU GA PERNAH SALAH karena Islam adalah agama pilihan ALLOH SWT begitu juga AL-Qu’ANnya, yang salah adalah manusianya yang suka menyelewengkan ajaran al-qu’an, jelas LAKUM DI NUKUM WALIYADIN untukmu agamamu untukku agamaku,trus buka lagi surat Al-Muntahanah ayat 10 dan Al-Baqoroh ayat 221,TOLERANSI itu boleh tapi kalo udah masalah AQIDAH harus punya PRINSIP.hidup itukan ga cuma di dunia pikirkan dulu ke depannya, cinta itu ga salah tapi cintanya harus karena ALLOH ya itu mencintai seseorang karena agamanya(Islam).
    MAAF juga setahu saya nurcholish majid itu lama belajar di amarika jadi ilmu agamanya dah terkontaminasi dengan budaya barat,maaf sekali lagi

    • joni said

      Kafir= tidak percaya ama Tuhan.
      Islam=Penyerahan hidup sepenuhnya (beriman) kepada Allah.
      Tolong dicari and liat sendiri deh di kamus bahasa Indonesia atau pengertiannya di Quran.

      Ente kaya Tuhan aja atau bahkan ngelebin Tuhan menilai orang sampe ke dalam hatinya.
      Zaman dulu orang yang percaya kepada penyembahan berhala (selain kepada Tuhan/Allah) itu yang disebut Kafir.
      Islam itu bahasa “Arab” yang artinya seperti diatas, jadi setiap orang yang percaya kepada Allah/Tuhan ya Islam (baik itu Kristen,Katolik, ataupun Yahudi), sebab di Arab Saudi sendiri ada agama non Islam.
      Secara ajaran (agama), Islam baru ada pada abad 6 (600 tahun masehi), sedangkan Adam sampai Isa ada sebelumnya, kalo gitu mereka belum Islam donk..?! Padahal ente bilang mereka juga Islam, tapi bagaimana mungkin kalo begitu? Yang ane tau zaman dulu cuma ada dua yaitu yang pertama yang percaya (beriman) kepada Allah dan golongan yang ga percaya ama Allah (kafir/atheis).
      “Kalo orang bilang dia mencintai Allah, tapi membenci saudara atau orang lain, dia seorang pendusta besar..karena ga mungkin dia mencintai Allah yang ga nampak (gaib), sedang dia membenci saudara or orang lain yang kelihatan (yang sama ciptaan Tuhan/Allah juga).

  20. kholy said

    vie klo aqu boleh ngasi saran, coba vie belajar masalah kristologi vie akan dapat jawabanya di sana

  21. unknown said

    Toh smua agama kan tujuannya satu, memuja dan berserah diri kepada Yang Maha Kuasa… maka jika 2 manusia saling mencintai, dan tahu konsekuensinya dan toh yg menjalani hidup mereka juga, kenapa ngga?

  22. unknown said

    Toh smua agama kan tujuannya satu, memuja dan berserah diri kepada Yang Maha Kuasa… cuma caranya berbeda2.. dan bukan berarti orang selain agama yang kita anut itu bisa disebut kafir atau di “haramkan” bukan?
    Smua kitab itu kan bahasanya puitis, bahkan penafsirannya pada setiap orang bisa berbeda2…
    M A K A
    Jika 2 manusia saling mencintai, dan tahu konsekuensinya dan toh yg menjalani hidup mereka juga, kenapa ngga menikah? menikah itu kan ibadah, dalam arti ini, menurut saya, sudah niat menikah saja sudah baik dan bertanggung jawab walaupun berbeda, dan menikah itu tetap ibadah..

    wawlahualam

  23. dean said

    saya butuh cerita pengalaman dari anda-anda yang sudah menjalani pernikahan beda agama.. biar saya mantep ngambil keputusan.
    saya lagi bingung ni.. pengin nikah tp beda agama

    • D-QA7X said

      saya nikah beda agama sudah 25 th…ga ada masalah kok…karena kita saling menghargai, mendukung, mensupport dan tenggang rasa. Tuhan maha Kuasa, maha tau hati kita,,ga usah gembar gembor seagama tapi rapuh dalam kerukunan dalam keluarga,,,anak2ku pada akhirnya memilih sendiri agama mana yang sesuai dengan hatinya yang dia liat sendiri dalam kenyataan sehari hari mana yang benar dan mana yang ga benar, kita ajarkan bahwa Tuhan maha kuasa, maha adil, maha mengampuni. Tuhan itu mengerti doa kita dalam segala bahasa, tidak perlu harus bahasa arab. Jadi hanya karena egonya yang bikin aturan aja, melarang nikah beda agama, Nikah , cinta adalah hak azasi yang paling azasi.

      • phita said

        setujuuuuuuuuuuuu

      • widi said

        mantapppppp….

  24. ulfa said

    biarlah Allah yang memberi petunjuk.
    Hanya kesabaran kuncinya sekarang..
    Allah yang mempertemukan…
    Hanya Dia yang akan menyatukan atau memisahkan

  25. Meydi... said

    gw juga ngalamin hal kaya gtu.. btw langkah pertama yg harus qta tempuh pa yah..???
    bisa kabarin k’email gw yah.. “iea_dicka@yahoo.co.uk”
    thank’s a lot…

  26. vita said

    kalo di semarang ada gak? soale aku juga ada rencana. please tolong kabri yah.

  27. Lya said

    so…how its goin? really need a solution for this…coz we still stand for our believe 2 each other >.<
    mohon bantuannya…gmn caranya? brp biayanya? many thx…

  28. tototo said

    yg penting jgn jd Islam aja

  29. thelovereligion said

    Agama itu urusan perorangan dengan Tuhan YME… sepanjang hal itu bisa ditemukan tenggang rasa, toleransi dan tidak saling mengganggu stabilitas satu sama lain, maka tidak akan terlalu besar pengaruhnya… masalahnya disini adalah kembali ke ego masing2 manusia itu sendiri… kalau salah satu muncul dan merasa paling hebat disitu timbul masalah dan beradu pengaruh untuk lebih dominan… dari sini kemudian bisa timbul lagi permasalahan yang lebih mendalam. sebenarnya jika ditarik satu benang merah, semua agama mengajarkan kebajikan yang bersifat umum (kasih sayang, saling menghargai dan menghormati satu sama lain) tidak ada yang mengajarkan buruk… hanya saja kita sebagai manusia juga mesti banyak belajar untuk menyaring dan mencerna nya (mengenai agama)… dan kalau ini diinsyafi dan diilhami betul yang terjadi adalah perdamaian dunia & akhirat mencapai pencerahan bersama… semoga bermanfaat…

    Assalamualaikum Wr. Wb…
    Rahmat Allah bersama kita semua…

  30. thelovereligion said

    jika ada seseorang yang memaksakan ataupun mengajak orang lain untuk pindah agama atau keyakinan bahkan demi tujuan cinta kasih atau menikah…

    adakah seseorang yang berani menjamin akhirat dari orang yang berpindah agama tersebut akan selamat ( menemukan jalan pulang yang terang kepada Tuhan, Allah YME )?

    hal ini jikalau ada yang berani menjawab & menjamin sama saja orang itu menyatakan dirinya sebagai Allah Tuhan YME… dan ini BERBAHAYA…

    • Jun said

      oh iya, saya jamin dia akan selamat ASALKAN punya pekerti baik, cinta kasih dan tidak jahat sama orang lain bahkan suka menolong. apa saya seperti Tuhan jika menasehati orang untuk berbuat baik. mungkin saja. karena saya dan anda adalah ciptaan Tuhan yang sempurna. Tidak ada yang berbahaya. yang bahaya itu pikiran anda yg suka menilai negatif orang dari luarnya saja tanpa tau kepribadiannya yg mendalam.

  31. willy ask said

    bro….kalo ada yang punya contact person/alamat paramadina…gue minta yach…plisssss

  32. ghie said

    gw minta contactnya yaaa, pleaseeeeeee……help me

  33. nonico said

    Sayang banget ya di negara kita masih konvensional mengenai hal ini.
    Semboyan boleh keren bgt, “Bhineka Tunggal Ika”,
    tapi kenyataan ta semanis semboyan.
    Harusnya kalau uda tau di negara kita punya banyak suku dan agama,
    ya apa salahnya klo diperbolehkan.
    Kenapa ga sekalian aja ga diperbolehkan menikah dengan beda suku..
    Toh yang meresmikan ga ikut2an tanggung jawab mengenai keharmonisan keluarga ybs kn..
    Sedih juga rasanya..
    Apalagi ternyata (banyak sekali) temen2 juga punya masalah seperti ini.
    Apa perlu pejabat hukum&pemuka agamanya jatuh cinta dulu sm yg beda agama, baru d mereka merasakan apa yg sedang kita rasakan kemudian merubah dasar hukum mengenai hal ini..
    Tetep optimis ya, temen2..

  34. karina said

    Aku pernah dengar kata Lidya Kandouw dia menyarankan anak – anaknya
    supaya menikah dengan orang yang seagama. Karena dia sendiri merasakan
    bagaimana bila ia seorang kristen pergi ke gereja sendiri tidak
    didampingi oleh Jamal Mirdad. begitu juga Jamal mau puasa eh istrinya makan minum ngga puasa. Nah keluarga yang model gini berat banget jangankan yang beda agama. Sesama muslim aja kadang ada yang
    salah satunya baik ada yang satuny lagi pemahaman agamanya minim
    banget. Menurut saya mending seagama aja deh! toh kalina juga gugat cerai dedy kok! pas pacaran memang lagi seneng2nya giliran udah nikah bisa2 kiamat banget. Pikirkan lagi.

  35. Indonesia harus prulal. Itu harga mati, tidak bisa ditawar-tawar lagi. Namun, itu semua bila dilihat dari segi manusia dan kemanusiaan, boleh-boleh saja. Siapa pun bisa saling berhubungan (bekerja sama dan berkawan), meski beda suku, bahasa, ras, dan agama sekali pun. Tapi, mohon maaf, apakah masalah cinta dan menikah semata-mata masalah manusia dan kemanusiaan? Saya yakin, tidak! Nikah, selain masalah manusia juga merupakan masalah agama. Dan, yang menjadi pencipta dan pemilik tunggal masalah agama adalah Tuhan. Dalam hal ini Tuhan pun sudah memberikan rambu-rambunya tentang cinta dan nikah. Nah, kita diminta untuk mau menuruti rambu-rambunya. Saya pikir dalam tiap agama punya rambu dan aturannya masingmasing dalam hal cinta dan nikah ini. Yang pada intinya menganjurkan tiap umatnya atau pemeluknya bila mau menikah dengan pasangan yang seiman atau seagama. Sangat tidak bisa dibayangkan bila dalam satu rumah tangga di sana terdapat lebih satu keyakinan (keimanan pada Tuhan). Misalnya, suami Konghucu dan istri Yahudi. Di mana bisa bertemu bersama-sama di hadapan Tuhan. Satu ke vihara, yang satunya lagi ke sinagog. Bila sudah punya anak, maka diurut kacang panjang. Anak pertama ikut keyakinan ayah, anak kedua ikut keyakinan ibu. Atau, anak lakilaki ikut keyakinan ayah, anak perempuan ikut keyakinan ibu. Bagaimana ini? Tentu kita sebagai orang yang beriman secara absolut yakin akan kehidupan setelah kematian. Memasuki alam kehidupan setelah kematian tentu Tuhan akan menghitung dan memeriksa amal perbuatan dan sepak terjang kita selama hidup sebelum datangnya kematian. Lalu pertanyaannya, Tuhannya siapakah atau Tuhan yang manakah yang akan mengitung dan memeriksa amal perbuatan dan tingkah pola kita itu? Apakah Tuhannya sang suami atau Tuhannya sang istri? Atau, pada sejatinya untuk urusan itu hanya milik Tuhan yang satu? Kalau Tuhan itu hanya ada satu, maka konsekuensinya Tuhan yang lain itu tidak ada! Namun, bila Tuhan itu ada lebih dari satu, maka apakah orang yang tidak mengimani-Nya akan dihimpun dalam lingkungan keagamaan atau keimanan yang diturunkan-Nya itu? Saya pikir, tidak! Sebagai analog, saya kuliah di universitas A, Anda kuliah di universitas B. Apakah saya harus berada di lingkungan universitas B dan harus kuliah serta mengikuti ujiannya agar saya lulus. Tidak, kan? Begitu pun Anda, tentu tidak akan berada di universitas A yang saya ikuti. Mungkin ada yang berpendapat, tapi, kan, bisa berteman dan bersahabat sejati antara saya dengan teman saya meskipun kuliahnya di universitas yang berbeda! Di situ akan muncul toleransi, tenggang rasa, hidup saling hormat, dan perdamaian meskipun berada dalam perbedaan. Benar itu tak dapat dipungkiri! Tapi, masalah nikah yang mengatur adalah Tuhan? Lalu, kalau kita sudah mengimani-Nya, apakah kita akan pilih-pilih aturan yang seenak kita. Yang tidak sesuai dengan kita, kita tinggalkan dan tidak kita ikuti. Sebaliknya, kita ikuti aturan Tuhan kalau itu sesuai dengan kehendak kita. Kalau begitu, pasti kita akan dicap sebagai umat yang “PLIN-PLAN”. Tidak consist. Tidak comity. Okeylah, kita ringkas saja. Agama apa pun, tidak terkecuali agama Katholik, tidak bisa menikahkan pasangan yang beda agama untuk menikah, meskipun dalam perkembangan selanjutnya Katholik memberikan syarat-syarat terlebih dahulu baru bisa memberikan “stempel”. Namun, pada intinya tetap Khatolik menentang pernikahan beda agama itu. Begitu pun dengan agama yang lain. Pertentangan dan “keharaman” nikah beda agama karena bisa memunculkan preseden buruk setelah acara nikah. Boleh jadi, suami memaksa istri dan anak-anaknya untuk ikut agamanya. Atau, sang istri akan memberikan ajaran-ajaran agamanya kepada anak-anaknya, yang berbeda dengan agama sang suami. Kalau begini, disebut keluarga apa ini? Keluarga harmonis? Phuuufff…, ya, ndak, kan? Maka, demi keharmonisan, ketenraman, kebahagiaan, dan dan rasa kasih yang tulus menikahlah dengan pasangan kita yang sama agama (keimanan). Yang Khatolik menikahlah dengan Katholik, yang Protestan menikah dengan Protestan, yang Budha dengan Budha, yang Hindu dengan Hindu, yang Yahudi menikah dengan Yahudi, yang Konghucu menikah dengan Konghucu, yang Sinto menikah dengan yang Sinto, yang Majusi menikah dengan Majusi, yang Kepercayaan Karuhun (kalau ini dianggap sebagai sebuah agama) menikah dengan Kepercayaan Karuhun, yang Pagan – Animisme menikah dengan Pagan Animisme, yang Komunis menikahlah dengan yang Komunis, atau yang Islam menikahlah dengan pasanganmu yang beragama Islam. Janganlah pernikahan dijadikan layaknya gadogado atau rujak bebek. Karena dalam hati kita masing-masing, sesungguhnya telah tertanam keyakinan “HANYA AGAMA YANG DARI TUHAN KITALAH YANG BENAR, SEDANGKAN AGAMA LAIN ADALAH TIDAK BENAR” Lalu, apakah hanya karena perempuan calon pasangan kita cantik, manis, baik, dan cocok; lakilaki calon pasangan kita ganteng, macho, kebapaan, dll; dengan serta-merta muncul dalam hati kita keyakinan “AGAMA DAN TUHAN DIA JUGA BENAR” Mengapa tidak bisa hidup bersama dalam pernikahan, meski antara kami beda agama?! Huuuuhhh…, sebuah pemikiran yang konyol! Yakinlah, agama yang kita anut akan membawa keselamatan bagi kita dunia akhirat. Sebaliknya, agama lain akan membawa malapetaka buat kita baik di dunia maupun di akhirat. Itu, kan, prinsip mengapa kita memilih agama A termasuk dengan Tuhannya, dan tidak memilih agama B, C, D, E, F, atau G!!! Masih mau melanjutkan menikah dengan pasangan beda agama? Kalau masih, tungggu dan nikmati benturan-benturan yang rumit baik dari internal maupun eksternal. Dan jangan lupa, ingat perhitungan dan balasan Tuhan di akhirat kelak! Mau selamat atau mau celaka? Mari, bila Anda mau menikah, nikahlah dengan pasangan Anda yang sama agamanya dengan Anda. Mudah-mudahan Anda mendapatkan ketentraman, kebahagiaan, anak-anak yang tidak bingung, kesejahteraan, dan secara bersama-sama kita berada dalam rumah Tuhan yang sama kelak di akhirat. Semoga….

    • phita said

      sudah pernah ketemu Tuhan secara langsung dan menanyakan kebenaran omongan anda??

    • adek said

      pikiran sempit,coba sedikit luaskan pikiran anda….

  36. Fredya said

    Aq jg sdg mengalami hal yg sama,aq beda agama sm pcrku.stlh 2 thn pcran,kami ingin mnikah spt pasangan lainnya.tp ga bs,ortu jg nentang.tiap hr aq nangis,lama2 aq bs gila.tolong kalo tmn2 bs kasi solusi,or yg perna punya pngalaman yg sama. Aq minta alamat&no.telp yayasan paramadina,tlg email ke: fredya_world@yahoo.com. Mohon sharing ya. Thx.

  37. ec said

    buat tmn2 yg pgn nikah tapi terbentur masalah agama.mungkin di yayasan pramadina dapet solusi.ok, ini alamatnya :

    Yayasan Paramadina
    1. Jln. Metro Pondok Indah
    Pondok Indah Plaza I Kav. UA 20-21
    Jakarta Selatan
    Telp. (021) 7501969, 7501983, 7507173
    Fax. (021) 7507174

    2. Pondok Indah Plaza III Blok F 4-6
    Jl TB Simatupang,Jakarta Selatan 12310
    Telp. 021 – 7651611,7651658,7652076 Fax. : 021 – 7652015
    E-mail : paramadina_ywp(at)yahoo.com

  38. arini said

    Mungkin (mudah2an) ini jadi alternatif buat kami (saya dan calon suami saya). Calon suami saya secara Islam sudah syah menjadi mualaf… cuman belum urus KTP saja.. masalahnya adalah.. saat ini pihak dia (ayahnya) memaksakan untuk akad di gereja, sedangkan ayah sy tidak setuju. memang ada yang bilang dibikin 2 kali secara islam dan gereja.. tp tetep aja pihak ortu sy tidak setuju.
    Saya sedang berusaha nego untuk bisa pake cara paramadina ini (toh sebenernya nanti kami juga akan menjalankan keluarga secara muslim… ini hanya masalah ‘agar tidak mengecewakan orang tua’.
    Semoga yayasan ini tidak dipakai untuk ‘main-main’… krn mungkin yayasan ini sangat membantu untuk memberikan ‘win-win solution’ bagi kedua belah pihak.

  39. phita said

    agama dibuat oleh manusia, klo mw ngliat ekstrim2nya ya pasti tiap org akn menganggap agamanya yg paling benar…agama apa yg dianut itu menurut sy gak begitu penting yang penting adalah iman dan perbuatannya…agama itu mengarahkan kita utk berbuat baik bukan utk menganggap keyakinan qt yg paling benar….yg bisa menilai benar ato tidak itu ya cuma Allah saja…
    saya pikir Allah memberikan jodoh itu tanpa mengkotak-kotakkan manusia…
    berhentilah menilai dan menghakimi orang lain….qt tidak pantas sedikitpun mengahakimi org lain

  40. bravia said

    adakah yg sudah berhasil mencobanya??? mohon sharing proses dan dokumen apa saja yg dibutuhkan untuk menikah beda agama di yayasan paramandina ini.

    secercah harapan timbul bagi kami.

  41. taurus said

    kita ga bisa menjudge, agama dia,lo, gue paling bener

    krn pada dasarnya semua agam dimuka bumi ini berawal dari Allah SWT

    zamannya nabi adam s.d nabi penutu[ yaitu Rasulullah SAW..

    para nabi menerima wahyu, dan utk kitab2 sebelumnya adalah kita yg meruapakan proses penyempurnaan yg diturunkan oleh Tuhan atau Allah SWT

    kita hidup selain ibadah juga budi pekerti kita harap diperhatikan,

    krn org yg beribadah tp tidak berbudi pekerti berarti dia tidak memahami agamanya sendiri..

    Tuhan atau Allah SWT memandang semua umat-Nya sama, mengampuni umat-Nya yg berdosa..

    mengapa kita hanya manusia biasa mebeda2kan.. mengapa kita harus rasis..

    mengapa kita memandang rendah org miskin

    itu semua tergantung individunya masing2 budi pekerti..

    dan Tuhan atau Allah SWT tidak pernah membeda2kan umat-Nya padahal Allah SWT adl pencipta dunia dan isinya..

  42. Yunita said

    banyak sekali ya kasus pernikahan beda agama, entah menikah nya secara islam atau secara kristen. tp setelah menikah kembali pada keyakinan masing2. aku tdk bs menyalahkan siapa2. aku jg mengalami hal demikian, aku Islam, pcrku Katolik. setelah berpacaran selama 2thn lbh ingin sekali menikah tp keyakinan gak bs dipaksakan untuk pindah agama. aku bingung, apa iya hanya krn beda agama kita gak bs menikah?, kita mencintai seseorg itu tanpa rencana, itu smua krn rencana Tuhan,..kalo emg kita yg merencanakan untuk jatuh cinta, aku jg gak mau mencintai org yg gak se agama, tp ini hati perasaan gak bs di bohongi.. Rencana kami ingin menikah, tp blm menemukan jln.. Pcrku ingin nya menikah secara gereja, tp aku ingin nya secara Islam.. Tp aku yakin Tuhan pasti ksh jln buat kami.. Mungkin Ini jln terbaik yaitu aku hrs melaui Paramadina..

  43. rebecca said

    yah….itu sih sama juga boong dong kalo musti dinikahkan secara Agama(Islam) dulu…kenapa saya comment begitu?karena masalah kawin beda agama itu sedang saya alamin sekarang…bilang aja saya lagi dilemma…maap sekali lagi..agama saya nasrani sedangkan kekasih saya Muslim…saya dan dia juga sedang mencari jalan lain yang terbaik(efektif dan efisien)untuk merried nanti selain solusinya itu nikah di luar negeri….saya pengennya nikah di sini(Indonesia) tapi tanpa dinikahkan secara Agama(Islam) ataupun pemberkatan(Nasrani)…jadi biar adil gitu…kalo saya tetep dinikahkan secara Agama(Islam) walaupun nantinya setelah nikah tetep bisa memeluk agama masing2….itu mah buat saya sama juga boong…karena buat saya kalo saya dinikahkan secara Agama(Islam)dulu walopun ok nantinya tetep bisa memeluk agama saya sendiri….itu tuh …saya merasa seperti ngebohongin Bapa saya sendiri bahkan ngebohongin diri saya sendiri. ehmmm….gmana ya solusinya kalo menurut yang lain?tq

    • Jun said

      kyknya gk ada yg dibohongin deh, ini kan cuma Tata Cara aja, masalah keyakinan tetep ente yg punya, kurasa Tuhan pun akan maklum. Tuhan itu buat siapa saja bagi yg percaya kepada-Nya.

  44. shiudfra said

    Wah…agama koq jadi sumber masalah ya, bukannya memberikan solusi. Ini gara2 byk Islam garis keras di Indonesia makanya jadi ribet. Selalu sibuk ikut campur urusan pribadi orang, makanya gak maju2, misskin n bodoh terus. Bisanya ngebom sana sini, paling banter jadi terorist.

  45. regino said

    inilah yang sangat membuat saya dan pasangan saya pusing.! kami sama2 saling mencintai…keluarga saya dan pasangan saya menerima dan merestui kami… tapi gimana saya dan pasangan saya beda agama…sampai saat ini kami belum mendapat solusinya… skg saya dan pasangan saya menunggu keajaiban tuhan untuk mempersatukan kami……. smuanya kami serahkan kepada tuhan yg penuh kasih…….sampai saat ini saya dan pasangan saya menjalani keyakinan masing masing. kami tidak pernah saling memaksa untuk mencari siapa yang mengalah. tapi saya dan pasangan saya YAKIN DAN PERCAYA BAHWA TUHAN ITU HIDUP DAN PENUH KASIH SAYANG. TUHAN TIDAK AKAN DIAM MELIHAT CIPTAANYA TERSIKSA KARENA BERBEDA AGAMA….. untuk itu saya dan pasangan saya selalu berdoa meminta petunjuk dari YANG MAHA KUASA. doa dan harapan saya dan pasangan saya….
    YA TUHAN jika engkau mempersatukan kami,,kami berjanji akan saling membahagiakan satu sama lain dalam suka maupun duka.
    YA TUHAN jika engkau berkehendak lain,,, pisahkanlah kami dan hilangkanlah rasa saling mencintai antara kami dan jadikan kami sahabat dan keluarga yang saling mengasihi. AMIN…..AMIN….AMIN

  46. gita said

    Hmm.. Tnyata byk yg mngalami hal yg sama dgn ak..
    Ak katolik,pcrku muslim..
    Smoga kita smua mdapatkan yg tbaik yah u/ hdp kita..
    Oh iy d paramadina it syarat2ny ap aj y yg hrs d persiapn u/ mnikah beda agama? Makasih sblmny..

  47. irin said

    Sama dengan Gita diatas, saya juga mengalami hal yang sama, saya Katolik, pacar saya Islam. Dan sampai sekarang kami jg mengalami masalah yang sama.
    Indonesia yang Bhinekka Tunggal Ini kan mengakui banyak agama, bukan hanya Islam saja, ataupun Nasrani saja. Jadi toleransi antar umat beragama itu haruslah benar” di praktekkan, bukan hanya sebatas wacana.
    Sepengetahuan saya, yang seiman atau sama itu bukan jaminan. Banyak juga pasangan seagama bisa kawin cerai. Kalau memang berbeda tetapi bisa berjalan seiringan kenapa tidak? Toh pada dasarnya semua Agama mengajarkan hal yang baik..
    Apabila teman” (baik yg senasib atopun tidak) ada solusi yang baik, mohon share dengan saya.. saya benar” butuh bantuan.. Semoga kita semua mendapatkan jalan yang terbaik.. AMIN.. 🙂

    ini.irin@gmail.com

  48. Angie M said

    gimana kawan… ada yg udah pernah blum ya? aku lg mau nyoba.. tp msh ga tau regulasinya…pls help ya kawan…

  49. siska said

    aku mau ikut coment nih…tolong bantu teman2 yg sdh nikah di piramadina aku sekarang pusing ingin nikah beda agama dan beda negara,yg aku mau tnyain itu legal ga ya ?nikah di piramadina terus{ sah atau tidak}terus klu ada yg sdh nikah di situ tolong bantu aku biar aku bs melakukan nya.nih email aku cikawati51@yahoo.com terimakasih

  50. azi said

    ada yg udah k paramadina? pa aza syarat2nya???

  51. ela said

    Tapi setahu saya,anaknya Nurcholis Majid sendiri,Nadia Majid justru suaminya juga masuk islam sebelum menikah kok,krn di tentang keluarga besar Nurcholish Majid sendiri,memang rumit ya…

  52. nadia said

    aku juga sama seperti kalian pacarku konhucu aku muslim udah jalan hampir 2 tahun moga masih ada jalan buat kita semua 🙂

  53. abd said

    mohon diingat nikah beda agama itu juga nyangkut agama anak-anaknya nanti yg jadi tanggung jawab pasangan dihadapan Tuhan, tantangan seumur hidup.
    sebelum nikah memang segalanya demi cinta, tapi bila agama anak-anaknya nanti bersebrangan dg ayah ato ibunya, apakah cukup berani tanggung jawab diakherat nanti? silahkan pertimbangkan dg keyakinan agama pasangan

  54. Fryx said

    Msh aktif ini paramadina? syarat yang dibutuhkan apa aja? jadi, tanpa harus pindah agama, bisa dund? kl ada info lbh lanjut, bisa di email? thx..

    @abd
    agama yang di peluk oleh anak-anaknya, bebas.. orang tua hanya membimbing.. misalkan.. orang tua beragama islam dan nasrani, tetapi, jika anaknya lebih cocok atau lebih dapat meyakini agama lain selain orang tuanya, hindu misalkan. yah, orang tua tidak berhak memaksa kepercayaan anaknya.. apalagi jika sudah dewasa.. jika masih dibawah umur, mungkin bisa ortu arahkan..

    • Lili said

      Aku juga mau tanya ne,kalao cewek muslim nikah sama bule atheist gimana tuuu ? thanks yaaa atas jawaban,kritik dan saran nya hehhehe

  55. kancoet koendcoep said

    Like thiz..dagh lama pengen tahu solusi beda agama..

  56. diamond forever said

    kawan,..jawablah sejujurnya jika anda muslim ,apakah anda merasa nyaman menikah di gereja ? apakah dalam hati kecil anda tidak terdengar kata bhw anda telah murtad? jika anda merasa nyaman dan biasa saja dan dan tidak merasa melanggar syariat agama anda, ketahuilah anda bukan seorang Muslim, pasangan saya beragama katholik yang taat dan kami sdh berjalan bersama 5 tahun,dan saya sgt mencintai dan menghargai keimananya, begitupun dia sangat ingin selalu membuatkan menu buka puasa yang paling lezat untuk saya dan tak pernah sekalipun dia makan dan minum dihadapan saya ,seperti saya yang rela menunggu (sambil makan rujak tentunya…)di dalam mobil di luar gereja saat dia sedang misa dgn gaun terbaiknya , saat ini saya sudah mengajak dia secara baik dan terhormat untuk menjadi mualaf dan dia dgn tersenyum menolak dgn lembutnya, kami tak bisa dipisahkan , kami saling membutuhkan.. jika karena Allah aku tak bisa meminangnya untuk jadikan dia bidadari rumahku, karena saya dan dia teguh dgn keimanan pada kami, kami hanya bisa berserah kepadaNya, dia yang beri kami jalan untuk bertemu disaat dia terjatuh dari motornya dan bisa menolongnya..Dia yang berikan kami Cinta dan saling mengasihi , membutuhkan dan menghargai , dan karena itulah kami yakin seyakinnya Dia akan berikan kami yang terbaik, dan jika didunia kami tak bisa bersama ,aku Tahu dan yakin Allah akan berikan aku , dia di syurga nanti, amiin..

RSS feed for comments on this post · TrackBack URI

Leave a reply to angga Cancel reply