kepada suamiku yang berpoligami

Suamiku,

Malam ini, izinkan aku menuangkan segala rasa gelisah, gundah, takut dan amarah yang tidak akan pernah bisa aku utarakan kepadamu. Bukan aku tak mau berterus terang, tapi sejak kau mengenal perempuan itu, tak pernah sempat kau bersedia mendengarkan keluh kesahku, perasaan ku, apalagi amarah yang aku rasakan sejak kau mengakui hubunganmu dengannya. satu-satunya hal yang kau ingin dengar dariku hanyalah bahwa aku baik baik saja secara fisik dan penglihatanmu, tanpa ada setitik keinginan pun untuk mengetahui perasaanku terlebih batinku yang kini tengah berkecamuk..

ya, bagimu aku hanya istri yang bertugas menemanimu ditempat tidur (yang kini sudah jarang kau lakukan karena dia), yang harus berjaga diwaktu subuh untuk segera menyiapkan pakaian kerjamu, menyiapkan sarapan roti bakar dan kopi tanpa gula kesukaanmu dimeja makan sebelum kau terbangun, dan membawakan tas kerjamu kedepan pintu dan untuk menyaksikan mu pergi bersama separuh jiwaku.

Bila malam tiba dan kegelapan mulai menyelimuti dunia, hatiku pun mulai gelap. ya, kesedirianku berpuluh-puluh tahun lamanya membuat hatiku pun gelap dan tak lagi bisa kembali seperti dulu. Kegelapan itu menuntunku untuk menjadi seperti apa yang kau tuntut dan apa yang dikatakan sebagai kewajibanku sebagai istrimu,,tapi itu tak pernah kusesali. tetap kulakoni tugasku sebagai belahan jiwamu, seperti sebelum kau membaginya dengan dia.

Ya, saat matahari mulai terbenam, aku beranjak memutar otak untuk menyiapkan menu makan malam yang kau suka serta menata diriku agar terlihat segar dan menarik hatimu seperti pertama kali kita bertamu dulu,,tapi sayang, kini kegelapan itu begitu pekat, karna kini aku terpaksa menghabiskan malam dengan memandangi makan malam kita yang telah dingin tak tersentuh dengan balutan gaun tidur lembut yang kau belikan dulu agar kau tertarik untuk tetap menghabiskan tidak hanya malam ini, tapi selamanya bersamaku. Tapi itu tak lebih hanya khayalan yang menghantarkan aku untuk menghabiskan malam sendiriku .. Ya, kau memilih untuk menelepon dan mengatakan bahwa kau terlalu sibuk untuk pulang kerumah kita serta memberikan kesan “terpaksa” untuk menghabiskan malam bersama dia dan berjanji untuk mengganti malam yang kau sebut sebagai “giliranku” keesokan harinya dimana  dengan sakit tak tertahan harus kujawab dengan “baiklah sayang” yang ku tau  akan terulang lebih dari 6 hari dalam satu minggu, 29 hari dalam sebulan dan entah berapa kali dalam tahun-tahun masa tuaku nanti

Suamiku tercinta,

Sampai detik ini aku tidak pernah menyesali pertemuan kita dulu, tak pernah ku ratapi keputusanku untuk menjadi pendampingmu selama hidupku. Tak pernah kuanggap kebodohan untuk meninggalkan karir dan keluargaku hanya untuk menjadi istri yang sakinah, mawaddah dan warohmah untuk mu. Kurelakan menghabiskan waktu untuk berkutat di dapur dari pada di meja kerja, merawat diri dengan peralatan seadanya agar kau tak bosan padaku bahkan melayanimu secara batin meskipun terkadang pikiranku kalut mengingat hubunganmu dengannya.. ya, tubuhku memang masih ada untukmu, tapi jiwaku sesak membayangkanmu bersamanya!

Saat kita memutuskan  untuk menikah dulu, ada satu pernyataan dari mu yang tak akan aku lupa sebagai syarat mutlak untuk memasuki babak baru kehidupan kita..Kau memintaku untuk jangan pernah marah dan menyesal jika kau tidak bisa memberikan kekayaan dan hanya hidup pas-pasan terkait dengan kondisi ekonomimu yang masih sangat minim waktu itu.. dengan lantang dan yakin kujawab “Ya, aku berjanji tak akan pernah meninggalkanmu dalam keadaan apapun”. Namun kini kenapa setelah kau berhasil memberiku kilauan harta kau berpaling padanya?? tidak kah pernyataan itu berlaku juga untukmu sayang?? kau memintaku untuk tidak bersungut2 waktu kita hidup seadanya dulu, tapi saat kita sudah berhasil melewatinya kau berubah. Apa kau pikir karena sudah bisa memberikan kemilau harta padaku maka kau berhak untuk menduakan aku ?? apa kau pikir dengan puluhan perhiasan emas berlian itu berarti kau telah melunasi kewajibanmu sebagai suamiku?? kalau memang benar seperti itu Sayang, tukarlah semua kilau kekayaan itu dengan dirimu, karna aku lebih memilih untuk kembali ke masa-masa sulit itu dan memilikimu sepenuhnya..

Waktu itu juga kita bersumpah untuk saling setia meski nantinya kita tidak dikaruniai anak. Ya kau bilang padaku bahwa anak itu penting, tapi bukan syarat mutlak dalam berumah tangga., dan Yang terpenting kita harus berserah kepada yang maha Kuasa. Kupegang janji itu sampai detik ini, tapi mengapa alasan itu akhirnya kau jadikan sebagai alasan utama hubunganmu dengannya??. Kau bilang kita harus berserah padaNa, tapi kini kau melanggar ucapanmu dengan mendahului kehendaknya sesuka hatimu. apa kau pikir dengan alasan “ingin memiliki keturunan” dapat menjadi alasan seorang suami meninggalkan istrinya? sementara tak pernah sekalipun niat serupa terlintas dibenakku.!!  kenapa sayang?? bukankah ini tak adil?? kuterima dirimu apa adanya tapi mengapa kau tak terima aku apa adanya juga ??

Kalau saja kau tau, betapa hancurnya hatiku saat kau memintaku untuk mengizinkanmu melakukan suatu hal yang menjadi momok bagi setiap wanita itu. Dengan tak berperasaan kau mendesakku untuk memberikan izin. Dengan jaminan untuk berlaku adil kau mengintimidasi batinku, harga diriku untuk merestui keinginan egoismu itu..Berbagai alasan kau utarakan untuk pembenaran tindakan yang kutau hati nuranimu sadari bahwa itu menyakitkanku., Mulai dari keinginan untuk memperoleh darah daging hingga membawa kisah nabi dan hukum agama yang membenarkan niatmu itu. Ingin kuteriakkan bahwa tidakkah Nabi berpoligami untuk menyelamatkan janda2 tua dimasa perang agar mereka bisa tetap bertahan??  maka kenapa kau tidak lakukan hal yang sama ?? malah menikahi wanita muda segar yang kutau sangat bisa bertahan tanpamu..kenapa kau gunakan alasan agama untuk memuaskan nafsu batinmu?? tidakkah kau tau perasaankku?? bahkan aku pun tak bisa melakukan pembelaan diri saat harga diriku terinjak2, hatiku hancur tanpa sisa..tak ada pilihan selain mengiklaskannya !!!.  Dengan lantang  pula kau makin hujamkan pisau bernama poligami itu ke ulu hatiku dengan berkata ” jika istri bersedia membiarkan dirinya dipoligami, akan semakin besar pahalanya” tidak !!! ,, aku sama sekali tidak akan pernah bisa ikhlas sayang!!!  meski kutau pahala itu tak akan kudapati karenanya., tapi aku tau aku tak kan rela “maafkan aku ya Allah, karena hambamu ini tak mampu sedikitpun untuk melakukannya.”

Suamiku tersayang,

Beribu2 tanya timbul dibenakku.. kemana perginya cinta yang dulu kau agung2kan?? apakah itu hanya berlaku dimasa kita sulit saja dan berakhir disaat kau pikir bisa mengganti dirimu dengan emas permata?? dimana hati nuranimu saat kau bermesraan dengannya? tidakkah kau rindukan pelukanku yang telah setia menghangatkanmu puluhan tahun lamanya?? tidakkah kau bayangkan hatiku tercabik saat kau nyatakan untuk memilihnya?? tak pernahkah terpikir dalam benakmu sayang ?? kau begitu berubah sayang, bukan lagi suami sekaligus imam yang kuhormati dalam bahtera kecil kita.. kematangan dalam karir dan pemikiranmu ternyata hanya menjadi awal hancurnya kehidupanku..” ya Tuhan, kemana keadilan itu harus kucari??

Sayang, izinkan aku menutup pengakuan yang kutau tak akan pernah mau kau sentuh ini. Bukannya karena aku telah berhasil mengiklaskan pernikahanmu seperti yang kau minta, tapi aku telah merasakan kemarahan itu telah memuncak saat ini dan sebelum hal itu mengubahku menjadi iblis jahanam dan membawaku kepada neraka, kupilih untuk segera mengadu kepada Yang Kuasa untuk berikan aku kekuatan, ya, kekuatan untuk melalui sisa hidupku yang kelam ini dengan lapang dada. “Berikan aku kekuatan ya Allah, agar  kehancuran hatiku ini tak membawaku untuk berhianat kepada Suami yang kepadanya telah kuniatkan bakti hidupku,. meskipun Ia kini tak sadari itu

wassalam,

Istri yang selalu mencintaimu

Comments (3)

Telkomsel Flash

gw adalah salah satu pelanggan Telkomsel Flash sejak satu tahun yang lalu. Pertama kali ngeliat penawaran yang diberikan gw udah langsung serta merta setuju waktu pasangan gw yang sekarang Suami gw ngerekomendasiin vendor yang satu ini mengingat dia juga udah punya nama besar di Indonsia

Awal pemakaian dan jumlah pelanggannya masih sepi, Flash emang cepet banget koneksinya..memuaskanlah intinya. tapi sekarang..sejak katanya pelanggannya udah membludak, kualitasnya juga turun dashyat apalagi belakangan ini

udah ga kaget lagi kalo di Kompas selalu ada komplain disurat pembaca ttg kinerja fasilitas Telkomsel Flash yang jauh dari memuaskan ..sementara harga yang dipatok ga bisa dibilang murah loh..

Kaya hari ini, dalam beberapa jam aja udah ada 2 komplain atas fasilitas TelkomselFlash..kalo ga percaya silahkan klik link berikut:

http://www.kompas.com/suratpembaca/read/9740

http://www.kompas.com/suratpembaca/read/9728

Ini juga yang hari ini loh, belum termasuk komplainan sebelumnya

Sebagai perusahan besar dan terdepan di Indonesia seharusnya ini udah jadi weakness a.k.a Aib buat mereka..malu dong..!!!!!

Masa sih vendor kelas atas kaya gini ga malu makan duit pelanggan secara cuma-cuma tanpa memberikan hak yang seharusnya??apa tipikal yang profit Oriented juga udah dianut ama Telkom

Leave a Comment

Mano Di Mana Mana

Duuh pusing deh beberapa hari ini kalo ngeliat TV atau Website berita.. dimana mana ada si Manohara yang katanya berhasil kabur dari Penjara Kelantan.. bukannya ga peduli atau ga punya ati nurani, sebagai perempuan gw juga pasti ambil bagian dalam kutukan terhadap laki2 yang melakukan kekerasan baik mental maupun fisik, secara verbal atau non Verbal. Banci banget menurut gw

Tapiii berhubung “telenovela”nya Manohara ini menyangkut banyak pihak2 penting, menurut gw ada baiknya kalo si Mano tea lebih berhati2 aja sebelum bertindak. baik dari omongan ataupun langkah hukum yang dilakukan sebelum salah langkah ataupun jadi bumerang buat dia..dan lagi “kesediaannya” untuk melenggang dari 1 stasiun tv ke stasiun lain untuk Curhat Colongan juga kayanya ga terlalu penting amat untuk dilakuin, mengingat resiko untuk jadi Hyperbole atau salah ngomong jadi lebih gede.. dan rata2 media di indonesia suka membesar2 kan sesuatu.. maaf ya, skali lagi ini cuma pendapat..

film pendek Mano ini juga udah micu situasi politik Malay dan Indonesia jadi makin panas.. dan udah tradisi orang Indonesia untuk cepat panas, cepat ambil kesimpulan dan gampang di Provokasi.. politik devide et impera emang masih gampang banget di praktekin disini. tinggal niupin isu2 sensitif kaya gini, langsung deh umpatan2 buat Malaysia bertebaran dimana2.. padahal apa yang kita dengar disini cuma keterangan dari 1 pihak.. we dont even know about the background of Mano and the mother dan juga asal muasal kejadian tersebut ..

Wajar sih, kalo kita langsung pada panas begitu denger ada saudara sebangsa yang jadi korban kekerasan rumah tangga di Malay sana dan ga salah kalo kita jadi ikut2an berempati.. tapii ada batasnya kalo menurut gw..kalo cuma karna Mano terus kita ngata2in Malaysia bahkan nabuh genderang perang ama negara sahabat itu, menurut gw udah keterlaluan banget.. kenapa ??  pertama, dengan ngumpat2 dan ngata2in Malaysia, kita udah berbuat dosa, kedua, udah ngerusak hati dengan emosi negatif, ketiga menuduh dengan sembarangan tanpa adanya bukti yang akurat. kenapa sgw  bilang bukti? karna kalo di persidangan butuh bukti yang akurat sebelum memenjarakan tersangka, gw juga ngerasa penting banget untuk kita semua duduk baik2 dan ngelihat bukti dari omongan si Mano dan ibunyaa.. kalo emang udah terbukti bersalah, biarlah hukum yang mengatur itu semua. dan bukan Malaysia nya yang kita Hujat, karna bukan semua orang Malaysia yang jahatin Mano. cuma suaminya doang kok.. dan biarkan lah Hukum juga  yang memberikan sanksi buat dia..gitu aja koq repot kata Gus Dur

Sekali lagi, jangan bilang Gw ga punya hati nurani karna ga belain Mano, skali lagi GW menentang keras aksi kekerasan apalagi dilakukan oleh suami sendiri. tapi yang ingin saya koreksi ya sikap kita dalam menanggapi kasus “rame-rame” tersebut. Mungkin ada baiknya kalo Keluarga Mano dan fakhri ( yang emang suami isri kan? ) duduk baik2 nyelesain semuanya dan kita yang cuma penonton mengambil pelajaran dari peristiwa ini.. Make Peace not War, Mari berteman dengan syapa sajaa… Dan juga on the behalf of Peace, yang gw tulisin ini cuma pendapat, boleh suka atau engga, yang pasti buat semua pembaca yang pro atau kontra saya tawarkan jabat tangan dan persahabatan tulus.. Salam Kenal.!

Leave a Comment

Older Posts »